Mereka bertanya padaku apa yang terjadi, karena aku membicarakanmu
tanpa henti.
Mereka bilang mereka tidak mengerti.
Mereka bilang aku sedang terkena sindrom hati.
Entahlah.
Mungkin mereka hanya tidak suka mendengarkanku bercerita. Mungkin
kisahku menyita waktu mereka. Mungkin. Jadi mereka berusaha membungkam mulutku
agar tak lagi mendengarkan cerita basi tentangmu yang kuulang-ulang terus
seperti pita kaset rusak.
Atau bisa jadi, mereka hanya ingin membuatku berpikiran
macam-macam tentangmu. Mulai berkhayal dan menyusun skenario “bagaimana jika”
sebanyak-banyaknya.
Bisa saja.
Untuk membuatku merasa canggung.
Kurasa itu benar. Kurasa itu kemungkinan yang paling masuk
akal, karena aku mulai memikirkan bagaimana kau makan, bagaimana kau berjalan,
dan mengira-ngira apa yang terjadi seandainya aku berpapasan denganmu di pusat
perbelanjaan, lalu kau mengajakku pergi bersama. Atau apa yang akan kulakukan
jika tanpa sengaja aku menemukan bukumu yang terjatuh di jalan, aku menghubungimu
dan kita mulai saling berbicara.
Astaga. Kurasa aku sudah mulai terpengaruh ucapan mereka.
Ini hanya masalah sugesti, bukan? Ketika benakmu memikirkan
satu kemungkinan berulang-ulang, alam bawah sadarmu akan menjadikan itu nyata. Seperti
yang sedang terjadi padaku saat ini.
Aku mulai merasa ada ribuan laba-laba merambat turun dari
dalam jantungku sampai ke perut saat mengingatmu, atau bahkan saat melihat
fotomu yang kadang-kadang muncul di layar ponselku.
Tunggu, bukan Cuma ribuan laba-laba yang merambat.
Rasanya ada sesuatu yang tidak beres dalam sistem tubuhku. Detak
jantungku semakin cepat dan nafasku semakin berat.
Kurasa aku sedang sakit.
Tapi aku makan dan tidur teratur, meskipun, ya, aku makan
tanpa hasrat dan tidur tanpa kedamaian. Karena kau selalu mengganggu pikiranku!
Ini semua salahmu.
Apa yang terjadi padaku?
Aku belum pernah merasakan yang seperti ini sebelumnya. Aku tidak
tahu apa yang salah padaku. Aku tidak mengerti tentang perasaanku sendiri.
Aku tidak bisa tidur belakangan ini, karena aku takut. Kau selalu
muncul di kepalaku bahkan saat pertama kali aku memejamkan mata.
Bahkan kau masih ada saat aku membuka mata.
Kau membuatku terkena penyakit aneh.
Ya, ku akui terasa hangat yang menjalar tiap kali aku
melihatmu, tapi aku yakin itu sebatas bukti kodratku sebagai makhluk sosial yang
senang bertemu dengan orang lain. Melihatmu membuatku senang karena kau adalah
temanku. Ya, aku yakin.
Tapi keyakinan itu punah saat aku mempertanyakan kenapa
hanya kehadiranmu yang bisa membuatku menggigil panas dingin dalam satu waktu
yang bersamaan? Kenapa orang lain tidak memberikan rasa yang sama untukku? Kenapa
hanya denganmu aku merasa seperti itu?
Apa yang telah kau lakukan padaku?
Sekarang aku mengerti apa yang tidak mereka pahami, dan
menyetujui pendapat mereka selama ini; aku sedang terkena sindrom hati.
Jantung melompat-lompat, badan menggigil, ditambah igauan
dalam tidur…
Tidak.
Kurasa mereka benar.
Aku sedang jatuh cinta. Padamu.
Tapi ini tidak mungkin, bukan? Ya, ini pasti tidak mungkin
terjadi. Aku tidak sedang jatuh cinta, apalagi denganmu. Aku hanya sedang tidak
enak badan dan akan segera sembuh setelah aku beristirahat dengan cukup.
Itu pasti.
Mereka salah, mereka bilang aku sedang jatuh cinta.
Salah.
Aku hanya kelelahan…
Aku lelah.
Aku yakin aku hanya sedikit lelah.
Tapi aku takut. Kurasa kelelahanku kali ini tidak bisa
sembuh hanya dengan obat generik yang bisa ditebus di apotik.
Sepertinya lelahku harus disembuhkan dengan kehadiranmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar