Udah pengumuman lolos tahap 1 USM, ya?
SELAMAT BUAT YANG LOLOS! Waktunya mikirin langkah selanjutnya nih buat tes tahap 2; tes wawancara.
Jadi, tes wawancara ini tes yang simpel sih sebenernya. Kamu datang ke lokasi tes, ambil nomor antrian, dipanggil masuk per sepuluh atau duapuluh nomor, mengisi formulir wawancara, lalu diarahkan ke ruangan besar dengan meja-meja beserta pewawancara didalamnya.Tenang, satu orang akan diwawancarai satu pewawancara, kok. Jadi didalam ruangan itu sekitar sepuluh sampai duapuluh orang wawancara rame-rame.
Paham maksudnya, kan?
Ah, biar dibikin lebih simpel lagi penjelasannya, ditambahi tips dan tricks dari saya :3
1. Ambil nomor antrian.
Saya sangat menyarankan kalian datang ke lokasi pagi-pagi sekali. Kenapa?
Ketika kalian datang pagi, biasanya petugas yang bagiin nomor antrian belum siaga. Kalian bisa stand by dan waspada, melihat-lihat petugas atau satpam yang pegang bendelan nomor antrian. Jadi, saat beliau mulai membagikan nomor antrian, kalian akan mendapat nomor antrian yang awal. Keuntungan nomor antrian awal ini sangat banyak. Pertama, kalian tidak perlu menunggu lama untuk proses wawancara. Pengalaman seorang teman, datang pukul sebelas, baru beres wawancara sekitar pukul lima sore. Nyiksa, kan? Kedua, deg-degan dan was-was kalian bisa cepat reda kalau pikiran kalian masih fresh, dan emosinya masih stabil. Pengalaman, nunggu lama itu bikin marah-marah. Nah, dengan begini kalian bisa ikut wawancara dengan nyaman :))
Pengalaman saya, saya tes di BDK Malang. Saya datang sekitar pukul setengah enam (karena nggak tahan dengerin omelan bunda di kamar hotel nyuruh cepet berangkat sih, sebenarnya) pagi, menggunakan setelan formal dengan blazer (lagi-lagi gara-gara omelan bunda, maksa pake baju resmi demi attitude dan first impression mengingat ini tes wawancara) plus sepatu pantofel dengan hak (ya, saya sempat dilirik beberapa ibu-ibu yang mendampingi putri mereka 'hanya' dengan bawahan kain hitam, atasan kemeja putih dan sepatu running, tapi saya toh nggak peduli. Saya yakin bunda saya menyarankan yang terbaik dan nyatanya, pewawancara saya memuji penampilan saya yang disebut beliau dengan 'pakaian pegawai kantoran yang cantik'). Saya stand by di area dalam, didekat ruangan yang mengarah tangga menuju lantai dua (didalamnya ada ruang-ruang yang kelihatan seperti kelas. Mungkin teman-teman yang belajar di BDK bisa pm saya, memberi pencerahan mengenai ruangan mana yang saya maksud) dan menunggu petugas yang membagikan nomor. Saya mendapat nomor urut kedua. Teman sebelah saya, nomor urut ketiga; Bayu Atletiko, juga masuk di STAN Bintaro prodip D3 PPLN (Hai, Tiko! :p ). Di ruang tunggu itu kami bersosialisasi satu sama lain. Menanyakan asal daerah, sih. Lalu ngobrol sekedar menghilangkan kecemasan (saya tersenyum ketika menulis ini :D).
2. Mengisi formulir wawancara
Setelah menunggu (felt like forever :"), kami dipanggil sepuluh orang sekaligus ke ruangan lain, lalu diberi formulir dan diminta mengisi (SEDIA BOLPOIN! INI PENTING!) data-data didalamnya. Ada biodata standar dan analisa SWOT serta pengalaman organisasi, prestasi dan pendidikan yang harus dilengkapi. Disana juga ada kolom "BERSEDIA DITEMPATKAN DI SELURUH INDONESIA" yang harus ditandatangani (feels scared? This is STAN, babe. You could be ended with working in Maumere or Miangas, sometimes). Aku lupa itu pakai materai atau nggak, jadi buat jaga-jaga, nggak ada salahnya bawa dari rumah.
3. DIWAWANCARA
Ini tahap KRUSIAL. Setelah mengisi formulir, kalian bakal masuk ke ruangan lain dan diarahkan ke meja pewawancara mana yang akan mewawancarai kalian. INGAT, JANGAN LANGSUNG DUDUK! Perhatikan sopan santun. Berdiri di sebelah kursi yang disediakan untuk kalian didepan pewawancara sampai Bapak atau Ibu yang mau mewawancarai kalian MEMPERSILAHKAN UNTUK DUDUK. Baru tersenyumlah dengan manis dan ucapkan salam.
Pengalaman, wawancara saya dimulai dengan memperkenalkan diri. Perkenalkan diri kalian sebaik mungkin. Berikan impresi terbaik kalian pada tahap ini. Duduk dengan tegap, tangan diatas paha, tenang dan jawab dengan baik. Sebutkan prestasi-prestasi kalian selama di sekolah. Biasanya pertanyaan selanjutnya mengenai pola pikir pemecahan masalah dalam kehidupan sosial, dan sikap integritas (saya ditanya apakan saya pernah mencontek, dan saya jawab saya pernah! Jujur. Saya berikan excuse bahwa mencontek adalah juga proses pembelajaran, hingga akhirnya saya memahami bahwa mencontek itu adalah perbuatan yang tidak baik). Kalian juga akan ditanya mengenai kehidupan di keluarga dan motivasi apa yang mendasari kalian ingin masuk ke STAN. Lalu diberi pertanyaan mengenai dimana kalian telah berkuliah saat ini, dan mana yang lebih ingin dipertahankan ketika lolos masuk ke STAN; kampus yang lama, atau Kampus Ali Wardhana (oh iya, Kampus Frans Seda untuk Kampus Rawamangun. Hai teman-teman D3 Kepabeanan dan Cukai! :D). Terakhir, akan diberi pertanyaan kembali mengenai kesiapan ditempatkan dimana saja, diseluruh NKRI (ya, termasuk Sabang maupun Merauke. Saya tidak bercanda. Banyak kakak tingkat saya yang D4 sudah merasakan penempatan di ujung-ujung negara ini ketika penempatan. Takut? Saya juga sih. Tapi ini STAN! It's worth to take, Darl). Jawab sesuai kata hati. Tapi salah seorang dosen saya bilang bahwa beliau tidak meloloskan seseorang peserta yang bagus hanya karena dia ragu-ragu ketika ditanya mengenai itu. Jadi, lagi-lagi, berhati-hatilah dalam bersikap (Oh, sudahkah saya bilang bahwa wawancara ini DIREKAM? Saya direkam sepanjang wawancara dengan perekam kecil. Ibu pewawancara juga mengawali wawancara dengan bilang 'Saya nyalakan perekamnya dulu, ya...' tapi teman saya yang diwawancara sekitar pukul lima sore mengaku tidak direkam. Mungkin pewawancaranya sudah lelah...)
Sudah. Gitu aja. Simpel, kan?
Tapi saya ingin mengingatkan bahwa persaingan masih cukup ketat. Tidak ada yang bisa disepelekan dari tes-tes USM STAN. Semuanya butuh USAHA dan DOA. Kalian tidak akan bisa apa-apa tanpa bantuan Yang Maha Kuasa. Jadi, berdoalah.
Nah, segitu dululah tips kali ini. Semoga bermanfaat ya. Kalau ada pertanyaan, bisa posting komentar dibawah atau mensyen twitter saya (saya bukan orang yang seratus persen ramah, sih. Tapi saya usahakan membalas pertanyaan kalian selembut mungkin :D) di @indanapramono .
Selamat berjuang, selamat bertemu di Kampus Ali Wardhana! (iya, selamat bertemu di Kampus Ali Wardhana karena saya kuliah disitu. Haha.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar